Revolusi Perancis adalah masa dalam sejarah Perancis yang
berlangsung antara 1789-1815. Dalam Revolusi Perancis kelompok demokrat dan
pendukung republikanisme berusaha menjatuhkan monarki absolut di Perancis dan memaksa
Gereja Katolik Roma menjalani restrukturisasi yang radikal. Revolusi Perancis
merupakan sebuah transformasi besar dalam sistem politik dan masyarakat
Perancis. Perancis berubah dari negara monarki absolut menjadi sebuah negara
republik merdeka. [1]
Revolusi Perancis merupakan cerminan ketidakpuasan sebagian besar
masyarakat Perancis terhadap pemerintahan yang absolut (kekuasaan yang tidak
terbatas). Faktor-faktor penyebab Revolusi Perancis terbagi dua, yakni ;
Internal dan eksternal. Faktor internal, berkaitan dengan keuangan negara.
Sejak wafatnya Louis XIV negara mengalami krisis keuangan karena
dihambur-hamburkan oleh raja dan para bangsawan untuk kepentingan pribadi.
Negara banyak berhutang kepada luar negeri mengakibatkan negara mengalami
kebangkrutan. Akibatnya bangsawan harus membayar pajak. Teteapi itu dibebankan
kepada rakyat. Sementara, faktor eksternal-nya ialah peran masa Aufklarung dan Romantisisme yang
meresapi kaum-kaum bangsawan dan borjuis yang berpikiran li beral. [2]
Puncak absolutisme Perancis adalah pada saat pemerintahan Raja Louis XIV
(1643-1715), dengan semboyan l’etat cest
moi (negara adalah saya).
Saat itu, golongan bangsawan dan golongan rohaniwan dibebaskan
dari pajak kerajaan, sehingga sebagian besar pajak menjadi beban golongan
menengah tingkat bawah dan petani. Sedangkan, kaum tani dan kelas menengah
diwajibkan membayar segala rupa pajak bagi kaum bangsawan dan rohaniwan, sesuai
dengan tradisi-tradisi feodal kuno. Sehingga yang menjadi sorotan utama masa
itu hanya kalangan raja dan bangsawan, sedangkan masyarakat kecil kurang
diperhatikan. Setelah adanya Revolusi Perancis, peran rakyat dalam negara lebih
diperhatikan. Dengan prinsip liberalisme sehingga kepemerataan mulai timbul.
Revolusi Perancis menimbulkan dampak yang besar bagi kehidupan
masyarakatnya. Dari segi politik, tumbuh
dan berkembangnya paham liberalisme serta muncul ide tentang aksi revolusioner
untuk mengubah suatu tatanan negara secara cepat. Segi ekonomi menimbulkan, tumbuh
industri yang besar, dan petani menjadi pemilik tanah serta dihapuskannya
sistem pajak feodal. Selain itu dalam bidang sosial, muncul kebersamaan harkat
dan martabat seluruh masyarakat
Perancis, dan adanya persamaan hak asasi manusia. Serta pendidikan dan
pengajaran yang merata di seluruh lapisan masyarakat, sehingga kecerdasan
semakin meningkat.[3] Dengan
timbulnya pemikiran rakyat yang semakin berkembang itu, maka muncul suatu
pemikiran dalam sebuah aliran Annales.
Mahzab
Annales didirikan oleh Lucien Febvre dan Marc Bloch. Lucien Febvre dan Marc
Bloch menerbitkan majalah Annales (1929), yang kemudian dipakai sebagai nama
“mazhab”. Dengan majalah Annales,
mereka ingin membongkar dinding-dinding yang membatasi sejarah dari kajian
sosial dan ekonomi, bukan dari teori yang serba meninggi, tetapi dengan “fakta
dan contoh”. Seorang sejarawan terkemuka dari Prancis, Denys Lombard pada
tingkat yang paling ideal pendekatan ia ingin menjadikan ilmu sejarah, seperti
kata Brudel dengan bangga, “sebuah pasar bersama dari ilmu-ilmu kemanusian”.
Hal ini yang memberikan tekad untuk mendirikan majalah Annales. [4]
Di Perancis aliran penulisan sejarah Annales menjadi modal bagi generasi baru penulis sejarah sosial
yang semakin kuat kedudukannya dalam dunia penulisan sejarah. Majalah Annales dipelopori oleh Lucien Febvre
dan Marc Bloch. Sejak pada tahun 1958, terbit majalah Comparative Study on Society and History sehingga melengkapi
pengaruh aliran Annales terutama di
Amerika. [5]
Dalam perkembangan selanjutnya, ada pendekatan multidimensional dan interdisipliner. Bila seorang peneliti
memakai banyak ilmu untuk menganalisis suatu masalah itulah disebut pendekatan multidimensional. Bila beberapa ilmuwan
menggunakan ilmunya sendiri untuk meneliti masalah yang sama itu disebut
pendekatan interdisipliner. [6]
Menjelang PD II sejarawan Perancis yang tergabung dalam aliran
Annales, meragukan keterkaitan antara sejarah dan politik semacam itu. Mereka
ingin memperluasnya dengan sejarah sosial, sejarah struktural, atau sejarah
total. Terdapat dua tradisi penulisan sejarah yang berbeda yaitu tradisi
Amerika dan Tradisi Perancis. Amerika tidak punya masa lalu yang jauh (tidak
ada zaman Klasik, Abad Tengah, Renaissance), sedangkan Perancis punya periode
sejarah yang panjang itu. Pada tradisi Amerika, studi kuantitatif dalam sejarah
sebenarnya sedah mulai pada pertengahan 1890-an dengan penerbitan Henry Cabot
Lodge yang menerapkan analisis statistik terhadap 14.243 nama yang termuat
dalam Appleton’s Cyclopedia of American
Biography dan menulis pada suatu majalah di 1891. Studi kuantitatif baru
mendapat pengakuan secara profesional pada 1900, yaitu ketika Frederick Jackson
Turner dalam studinya yang luas menggunakan peta-peta statistik dalam American Nation. Dalam 1920-an
kuantifikasi meluas ke bidang politik, ekonomi, penelitian tentang jurnalisme,
bidang-bidang baru dalam sosiologi dan pertanian. Kemudian (setelah Turner
meninggal 1932) metode kuantitatif ditinggalkan oleh sejarawan.
Sedangkan pada tradisi Perancis, Fernand Braudel (1902-1985), yang
memimpin Annales sesudah Lucien
Febvre meninggal pada 1956, tidak menulis sejarah kuantitatif as such, tetapi ia memberi inspirasi
untuk sejarah kuantitatif. Konsep tentang waktu dalam sejarah, yang dimuat untuk pengantar bukunya Le Mediterranee le monde mediterraneen a l’epoque de Pilippe II
(1949), membagi waktu sejarah ke dalam tiga macam, yaitu waktu geografis, waktu
sosial dan waktu individual. Konsep tentang waktu itu disebut sebagai (1)
sejarah jangka panjang (longue duree,
l’histoire stucturale, sejarah struktural), (2) sejarah conjuncture, l’historie conjontural,
sejarah siklus dan intersiklus, dan (3)
sejarah peristiwa-peristiwa.[7]
Sejarah konvensional pada umumnya menggarap sejarah golongan
atasan, pembuat undang-undang dan yang memerintah, bukan yang diperintah, pemimpin-pemimpin
besar dan bukan yang dipimpin. Hasil penelitian dalam bidang sejarah pedesaan
di berbagai negeri Eropa Barat mengungkapkan gambaran serta pengertian baru
tentang kondisi kehidupan pedesaan di masa lampau, antara lain tentang hubungan
antara tuan tanah dan petani penggarap, kedudukan bangsawan di pedesaan (rural
aristocracy), pungutan-pungutan, soal-soal demografis seperti tingginya
mortalitas, naik turunnya harga-harga, dll. Metode serta pendekatan baru dalam
sejarah seperti itu dikembangkan sebagai aliran Annales dibawah pimpinan Marc
Bloch. Kritiknya terhadap pendekatan elitis banyak menaruh perhatian terhadap
golongan-golongan sosial sehingga menimbulkan kerja sama interdisipliner dengan
ahli-ahli ekonomi, antropologi, sosiologi, demografi, dll. [8]
Dalam tradisi historiogarfi Amerika muncul The New History pada 1912 dengan tokoh utama James Harvey Robinson.
Ia menganjurkan pemakaian ilmu sosial dalam penulisan sejarah. Sebelumnya,
historiografi Amerika didominasi oleh scientific
history yang mengunggulkan sejarah faktual (tradisi Leopold von Ranke) yang
masuk ke Amerika dari Jerman pada perempat ketiga abad ke-19.
Sementara itu, dalam historiografi Perancis pada tahun 1920-an ada
minat terhadap “new kind of history”
dengan berdirinya Annales d’historie
econimique et sociale (1929) yang dirintis oleh Marc Bloch dan Lucien
Febvre. Sejarah hendaknya bukan lagi semata-mata narasi mengenai
kejadian-kejadian, tetapi analisis mengenai struktur. [9]
Struktur dipakai sejarawan dari Mahzab Annales
di Prancis untuk menjelaskan perubahan sosial dan sejarah. Adapun
Mahzab Annales dipengaruhi oleh
konsep struktur dari strukturalisme, tidak dari Marxisme. Dengan sengaja mereka
membuat jarak dengan Marxisme. [10]
Menurut
Christopher Lloyd dalam Explanation in Social History, penjelasan
sejarah dengan konsep struktur mempunyai tiga aliran. Pertama, aliran budaya.
Aliran ini melihat pada struktur budaya dengan meneliti produk-produk mental
manusia dalam semua bentuknya. Penelitian antropologi, sejarah pemikiran, sejarah
mentalis, psikologi, analisis sastrasering termasuk dalam aliran ini. Kedua,
aliran geografi, ekonomi, dan sosial. Aliran ini melihat pada proses dan
kontinuitas yang ada di bawah permukaan gejala-gejala sejarah. Ketiga, aliran
yang memfokuskan diri pada epistemologi dan metodologi dalam hubungan antara
strukturalisme dan cara penjelasan lainnya. Sebagai sejarawan, aliran pertama
dan kedualah yang menjadi perhatian kita.
Gagasan struktur muncul menurut Lucien Febvre tidak boleh memaksakan secara a
prior teori ke dalam penelitian tentang masyarakat dan sejarah, sementara
sejarawan harus mencari dan menemukan fakta, tetapi tidak bersemboyan “fakta
untuk fakta”. Sejarawan harus memahami, mengerti, dan menjelaskan fakta-fakta.
Supaya sejarah tidak terjebak ke dalam teori di satu pihak dan narasi
semata-mata di lain pihak, lahirlah konsep struktur. Struktur berguna untuk
mengorganisasikan fakta-fakta. Menurut Marc Bloch, “sejarah adalah salah satu
cara mengorganisasikan masa lalu, supaya masa lalu tidak menjadi beban”.
Struktur membuat sejarah masa lalu secara analogis adalah juga sejarah masa
kini.[11]
Bagi Mazhab Annales yang dipengaruhi
strukturalisme, struktur itu jangka panjang, berkelanjutan, dan berskala luas.
Struktur itu bersifat geografis, ekonomis, sosial, dan budaya yang terletak
dibawah gejala permukaan – seperti institusi politik, perang, dan perilaku
perorangan. Fernand Braudel dari Mahzab Annales
adalah eksponen utama penganjur struktur setelah Febvre dan Bloch –para pendiri
Mahzab Annales- surut. Menurut
Braudel waktu dalam sejarah dapat dibagi menjadi tiga tingkat kecepatan, yaitu longue
duree (jangka panjang, struktur), konjunktor (conjuncture, conjuncture siklus),
dan peristiwa (I’histoire evenementielle). Dalam Civilization and Capitalism,
Braudel menjelaskan perihal struktur. [12]
Keistimewaan dari Perancis sendiri yakni dengan banyak diakuinya
penulis-penulis sejarah sosial Perancis yang banyak mempengaruhi penulisan
sejarah bila dibandingkan dengan Inggris. Di Perancis aliran penulisan sejarah Annales menjadi modal bagi generasi baru
penulis sejarah sosial yang semakin kuat kedudukannya dalam dunia penulisan
sejarah. Penulisan Mahzab Annales sendiri memberi inspirasi untuk sejarah
kuantitatif yakni dari segi sosial dan politik. Perancis punya periode sejarah
yang panjang itu sedangkan Amerika tidak punya masa lalu yang jauh (tidak ada
zaman Klasik, Abad Tengah, Renaissance).
Mazhab
Annales sampai kini merupakan mazhab yang terbesar pengaruhnya di Perancis.
Pengaruhnya itu bahkan sampai ke lingkungan-lingkungan sejarawan di luar Perancis.
Perintis Mazhab Annales antara lain:
a.
Lucien Febvre
Febvre tidak
puas akan penjelasan simplistik, “monokausal” sejarah politik atas peristiwa
sejarah. Febvre lebih menghendaki sejarah yang mendalam dan integrale atau
global yakni sejarah yang mencakup keseluruhan kehidupan mannusia, yang biasa
disebut sejarah total. Ciri-ciri karyanya yakni mentalitas, jaringan
kepercayaan yang kompleks dan semangat zaman. Ia memperjuangkan agar sumber
sejarah tidak dibatasi pada dokumen arsip saja. Ia mengatakan tidak cukup jika
sejarah ditulis hanya atas dasar sumber tertulis. Ia juga menghendaki
agar sejarah membuka diri terhadap ilmu-ilmu lain, mengunakan sebagai ilmu
bantuan dalam peneluitian dan penulisan sejarah.
b.
Marc Bloch
Bloch
memusatkan perhatian kepada suatu daerah pedesaan lama walaupun sejarah daerah
itu sudah tertulis dengan runut. Dapat dilihat dari 3 karyanya yang menonjol
yakni sebuah monografi sejarah pedasaan, raja dan petani kecil, dan raja-raja penyembuh,
kajian tentang sifat supranatural yang diangap melekat pada kekuasaan raja
khususnya di Prancis dan Inggris (1924). Bloch menerapkan metode untuk mencari
apa dari ranah imajiner itu yang dapat mengggerakan kelompo-kelompok sosial.
Ciri khas dalam karya bloch diantaranya kajian atas fenomena dalam jangka waktu
sangat panjang. Diteliti secara komparatif berbagai daerah dalam sebuah kawasan
budaya, dipahami teks-teks naratif secara baru dan dimanfaatkannya sumber tidak
tertulis untuk mengungkap jejak suatu ritual dan citra mental. Bloch
merusaha mengidentifikasi mentalitas religius melalui banyak kepercayaan dan
praktek. Kajian sejarah dengan bantuan etnologi adalah salah satu aspek
pembaharuan metode yang dianjurkan Bloch.
c.
Fernand Braudel
Braudel melanjutkan
karya Febvre sebagai “pembangunan imperium”, serta mengembangkan konsep
histoire totale, sejarah total yang sering disebutnya juga histoire globale.
Salah satu karyanya yaitu Mediterrane.
Mediterrane adalah sejarah total
suatu kawasan yang meliputi seluruh mediterania.
Daftar
Pustaka
Wahjudi
Djaja,2012. Sejarah Eropa: Dari Eropa
Kuno Hingga Eropa Modern, Yogyakarta: Penerbit Ombak
Henri
Cambert-Loir dan Hasan Muarif Ambary.1999. Panggung Sejarah:
Persembahan Kepada Prof. Dr. Dennys Lombard.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Kuntowijoyo.2008. Penjelasan
Sejarah (Historical Explanation), Yogyakarta: Tiara Wacana
Dr. Sartono
Kartodirdjo.1993. Pendekatan Ilmu Sosial
dalam Metodelogi Sejarah, Jakarta: PT Gramedia
Pter Burke.1992. History& Social Theory . Cambridge: Polity Press
Sumber
Internet:
Tyo Prakoso,
Revolusi PerancisDalam angle ‘Total History’, diakses
dari http://gerakanaksara.blogspot.com/2013/03/revolusi-perancis-dalam-angle-total.html pada
tanggal 10 Desember 2014 pukul 15.42 WIB.
[1]
Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa: Dari Eropa
Kuno Hingga Eropa Modern, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2012), hlm. 110.
[2]
Tyo Prakoso,
Revolusi PerancisDalam angle ‘Total History’, diakses
dari http://gerakanaksara.blogspot.com/2013/03/revolusi-perancis-dalam-angle-total.html pada
tanggal 10 Desember 2014 pukul 15.42 WIB.
[3] Wahjudi Djaja, Op.Cit., hlm. 127-131.
[4] Henri
Cambert-Loir dan Hasan Muarif Ambary, Panggung Sejarah: Persembahan Kepada Prof.
Dr. Dennys Lombard. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1999), hlm. 56
[5] Kuntowijoyo, Metodelogi Sejarah; Edisi Kedua, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003),
hlm. 173.
[6] Ibid.,
hlm. 174.
[7] Ibid.,
hlm. 220-221
[8] Dr. Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodelogi
Sejarah, (Jakarta: PT Gramedia, 1993), hlm. 190-191.
[9] Peter Burke, History& Social Theory (Cambridge: Polity Press, 1992), hlm.
15-16.
[10] Kuntowijoyo, Penjelasan
Sejarah (Historical Explanation), (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2008 ), hlm.
60.
[11] Ibid., hlm. 61.
[12] Ibid.,
hlm. 61-62.
0 comments:
Post a Comment