Welcome

welcome

 

Thursday 23 April 2015

Perkembanga Mahzab Annales di Perancis



Revolusi Perancis adalah masa dalam sejarah Perancis yang berlangsung antara 1789-1815. Dalam Revolusi Perancis kelompok demokrat dan pendukung republikanisme berusaha menjatuhkan monarki absolut di Perancis dan memaksa Gereja Katolik Roma menjalani restrukturisasi yang radikal. Revolusi Perancis merupakan sebuah transformasi besar dalam sistem politik dan masyarakat Perancis. Perancis berubah dari negara monarki absolut menjadi sebuah negara republik merdeka. [1]
Revolusi Perancis merupakan cerminan ketidakpuasan sebagian besar masyarakat Perancis terhadap pemerintahan yang absolut (kekuasaan yang tidak terbatas). Faktor-faktor penyebab Revolusi Perancis terbagi dua, yakni ; Internal dan eksternal. Faktor internal, berkaitan dengan keuangan negara. Sejak wafatnya Louis XIV negara mengalami krisis keuangan karena dihambur-hamburkan oleh raja dan para bangsawan untuk kepentingan pribadi. Negara banyak berhutang kepada luar negeri mengakibatkan negara mengalami kebangkrutan. Akibatnya bangsawan harus membayar pajak. Teteapi itu dibebankan kepada rakyat. Sementara, faktor eksternal-nya ialah peran masa Aufklarung dan Romantisisme yang meresapi kaum-kaum bangsawan dan borjuis yang berpikiran li beral. [2] Puncak absolutisme Perancis adalah pada saat pemerintahan Raja Louis XIV (1643-1715), dengan semboyan l’etat cest moi (negara adalah saya).
Saat itu, golongan bangsawan dan golongan rohaniwan dibebaskan dari pajak kerajaan, sehingga sebagian besar pajak menjadi beban golongan menengah tingkat bawah dan petani. Sedangkan, kaum tani dan kelas menengah diwajibkan membayar segala rupa pajak bagi kaum bangsawan dan rohaniwan, sesuai dengan tradisi-tradisi feodal kuno. Sehingga yang menjadi sorotan utama masa itu hanya kalangan raja dan bangsawan, sedangkan masyarakat kecil kurang diperhatikan. Setelah adanya Revolusi Perancis, peran rakyat dalam negara lebih diperhatikan. Dengan prinsip liberalisme sehingga kepemerataan mulai timbul.
Revolusi Perancis menimbulkan dampak yang besar bagi kehidupan masyarakatnya. Dari segi  politik, tumbuh dan berkembangnya paham liberalisme serta muncul ide tentang aksi revolusioner untuk mengubah suatu tatanan negara secara cepat. Segi ekonomi menimbulkan, tumbuh industri yang besar, dan petani menjadi pemilik tanah serta dihapuskannya sistem pajak feodal. Selain itu dalam bidang sosial, muncul kebersamaan harkat dan martabat seluruh  masyarakat Perancis, dan adanya persamaan hak asasi manusia. Serta pendidikan dan pengajaran yang merata di seluruh lapisan masyarakat, sehingga kecerdasan semakin meningkat.[3] Dengan timbulnya pemikiran rakyat yang semakin berkembang itu, maka muncul suatu pemikiran dalam sebuah aliran Annales.
Mahzab Annales didirikan oleh Lucien Febvre dan Marc Bloch. Lucien Febvre dan Marc Bloch menerbitkan majalah Annales (1929), yang kemudian dipakai sebagai nama “mazhab”. Dengan majalah Annales, mereka ingin membongkar dinding-dinding yang membatasi sejarah dari kajian sosial dan ekonomi, bukan dari teori yang serba meninggi, tetapi dengan “fakta dan contoh”. Seorang sejarawan terkemuka dari Prancis, Denys Lombard pada tingkat yang paling ideal pendekatan ia ingin menjadikan ilmu sejarah, seperti kata Brudel dengan bangga, “sebuah pasar bersama dari ilmu-ilmu kemanusian”. Hal ini yang memberikan tekad untuk mendirikan majalah Annales. [4]
Di Perancis aliran penulisan sejarah Annales menjadi modal bagi generasi baru penulis sejarah sosial yang semakin kuat kedudukannya dalam dunia penulisan sejarah. Majalah Annales dipelopori oleh Lucien Febvre dan Marc Bloch. Sejak pada tahun 1958, terbit majalah Comparative Study on Society and History sehingga melengkapi pengaruh aliran Annales terutama di Amerika. [5]
Dalam perkembangan selanjutnya, ada pendekatan multidimensional dan interdisipliner. Bila seorang peneliti memakai banyak ilmu untuk menganalisis suatu masalah itulah disebut pendekatan multidimensional. Bila beberapa ilmuwan menggunakan ilmunya sendiri untuk meneliti masalah yang sama itu disebut pendekatan interdisipliner. [6]
Menjelang PD II sejarawan Perancis yang tergabung dalam aliran Annales, meragukan keterkaitan antara sejarah dan politik semacam itu. Mereka ingin memperluasnya dengan sejarah sosial, sejarah struktural, atau sejarah total. Terdapat dua tradisi penulisan sejarah yang berbeda yaitu tradisi Amerika dan Tradisi Perancis. Amerika tidak punya masa lalu yang jauh (tidak ada zaman Klasik, Abad Tengah, Renaissance), sedangkan Perancis punya periode sejarah yang panjang itu. Pada tradisi Amerika, studi kuantitatif dalam sejarah sebenarnya sedah mulai pada pertengahan 1890-an dengan penerbitan Henry Cabot Lodge yang menerapkan analisis statistik terhadap 14.243 nama yang termuat dalam Appleton’s Cyclopedia of American Biography dan menulis pada suatu majalah di 1891. Studi kuantitatif baru mendapat pengakuan secara profesional pada 1900, yaitu ketika Frederick Jackson Turner dalam studinya yang luas menggunakan peta-peta statistik dalam American Nation. Dalam 1920-an kuantifikasi meluas ke bidang politik, ekonomi, penelitian tentang jurnalisme, bidang-bidang baru dalam sosiologi dan pertanian. Kemudian (setelah Turner meninggal 1932) metode kuantitatif ditinggalkan oleh sejarawan.
Sedangkan pada tradisi Perancis, Fernand Braudel (1902-1985), yang memimpin Annales sesudah Lucien Febvre meninggal pada 1956, tidak menulis sejarah kuantitatif as such, tetapi ia memberi inspirasi untuk sejarah kuantitatif. Konsep tentang waktu dalam sejarah, yang dimuat  untuk pengantar bukunya Le Mediterranee le monde mediterraneen a l’epoque de Pilippe II (1949), membagi waktu sejarah ke dalam tiga macam, yaitu waktu geografis, waktu sosial dan waktu individual. Konsep tentang waktu itu disebut sebagai (1) sejarah jangka panjang (longue duree, l’histoire stucturale, sejarah struktural), (2) sejarah conjuncture, l’historie conjontural, sejarah siklus dan intersiklus, dan (3)  sejarah peristiwa-peristiwa.[7]
Sejarah konvensional pada umumnya menggarap sejarah golongan atasan, pembuat undang-undang dan yang memerintah, bukan yang diperintah, pemimpin-pemimpin besar dan bukan yang dipimpin. Hasil penelitian dalam bidang sejarah pedesaan di berbagai negeri Eropa Barat mengungkapkan gambaran serta pengertian baru tentang kondisi kehidupan pedesaan di masa lampau, antara lain tentang hubungan antara tuan tanah dan petani penggarap, kedudukan bangsawan di pedesaan (rural aristocracy), pungutan-pungutan, soal-soal demografis seperti tingginya mortalitas, naik turunnya harga-harga, dll. Metode serta pendekatan baru dalam sejarah seperti itu dikembangkan sebagai aliran Annales dibawah pimpinan Marc Bloch. Kritiknya terhadap pendekatan elitis banyak menaruh perhatian terhadap golongan-golongan sosial sehingga menimbulkan kerja sama interdisipliner dengan ahli-ahli ekonomi, antropologi, sosiologi, demografi, dll. [8]
Dalam tradisi historiogarfi Amerika muncul The New History pada 1912 dengan tokoh utama James Harvey Robinson. Ia menganjurkan pemakaian ilmu sosial dalam penulisan sejarah. Sebelumnya, historiografi Amerika didominasi oleh scientific history yang mengunggulkan sejarah faktual (tradisi Leopold von Ranke) yang masuk ke Amerika dari Jerman pada perempat ketiga abad ke-19.
Sementara itu, dalam historiografi Perancis pada tahun 1920-an ada minat terhadap “new kind of history” dengan berdirinya Annales d’historie econimique et sociale (1929) yang dirintis oleh Marc Bloch dan Lucien Febvre. Sejarah hendaknya bukan lagi semata-mata narasi mengenai kejadian-kejadian, tetapi analisis mengenai struktur. [9] Struktur dipakai sejarawan dari Mahzab Annales di Prancis untuk menjelaskan perubahan sosial dan sejarah. Adapun Mahzab Annales dipengaruhi oleh konsep struktur dari strukturalisme, tidak dari Marxisme. Dengan sengaja mereka membuat jarak dengan Marxisme. [10]
Menurut Christopher Lloyd dalam Explanation in Social History, penjelasan sejarah dengan konsep struktur mempunyai tiga aliran. Pertama, aliran budaya. Aliran ini melihat pada struktur budaya dengan meneliti produk-produk mental manusia dalam semua bentuknya. Penelitian antropologi, sejarah pemikiran, sejarah mentalis, psikologi, analisis sastrasering termasuk dalam aliran ini. Kedua, aliran geografi, ekonomi, dan sosial. Aliran ini melihat pada proses dan kontinuitas yang ada di bawah permukaan gejala-gejala sejarah. Ketiga, aliran yang memfokuskan diri pada epistemologi dan metodologi dalam hubungan antara strukturalisme dan cara penjelasan lainnya. Sebagai sejarawan, aliran pertama dan kedualah yang menjadi perhatian kita.
            Gagasan struktur muncul menurut Lucien Febvre tidak boleh memaksakan secara a prior teori ke dalam penelitian tentang masyarakat dan sejarah, sementara sejarawan harus mencari dan menemukan fakta, tetapi tidak bersemboyan “fakta untuk fakta”. Sejarawan harus memahami, mengerti, dan menjelaskan fakta-fakta. Supaya sejarah tidak terjebak ke dalam teori di satu pihak dan narasi semata-mata di lain pihak, lahirlah konsep struktur. Struktur berguna untuk mengorganisasikan fakta-fakta. Menurut Marc Bloch, “sejarah adalah salah satu cara mengorganisasikan masa lalu, supaya masa lalu tidak menjadi beban”. Struktur membuat sejarah masa lalu secara analogis adalah juga sejarah masa kini.[11]
Bagi Mazhab Annales yang dipengaruhi strukturalisme, struktur itu jangka panjang, berkelanjutan, dan berskala luas. Struktur itu bersifat geografis, ekonomis, sosial, dan budaya yang terletak dibawah gejala permukaan – seperti institusi politik, perang, dan perilaku perorangan. Fernand Braudel dari Mahzab Annales adalah eksponen utama penganjur struktur setelah Febvre dan Bloch –para pendiri Mahzab Annales- surut. Menurut Braudel waktu dalam sejarah dapat dibagi menjadi tiga tingkat kecepatan, yaitu longue duree (jangka panjang, struktur), konjunktor (conjuncture, conjuncture siklus), dan peristiwa (I’histoire evenementielle). Dalam Civilization and Capitalism, Braudel menjelaskan perihal struktur. [12]
Keistimewaan dari Perancis sendiri yakni dengan banyak diakuinya penulis-penulis sejarah sosial Perancis yang banyak mempengaruhi penulisan sejarah bila dibandingkan dengan Inggris. Di Perancis aliran penulisan sejarah Annales menjadi modal bagi generasi baru penulis sejarah sosial yang semakin kuat kedudukannya dalam dunia penulisan sejarah. Penulisan Mahzab Annales sendiri memberi inspirasi untuk sejarah kuantitatif yakni dari segi sosial dan politik. Perancis punya periode sejarah yang panjang itu sedangkan Amerika tidak punya masa lalu yang jauh (tidak ada zaman Klasik, Abad Tengah, Renaissance).
Mazhab Annales sampai kini merupakan mazhab yang terbesar pengaruhnya di Perancis. Pengaruhnya itu bahkan sampai ke lingkungan-lingkungan sejarawan di luar Perancis. Perintis Mazhab Annales antara lain:
a.      Lucien Febvre
Febvre tidak puas akan penjelasan simplistik, “monokausal” sejarah politik atas peristiwa sejarah. Febvre lebih menghendaki sejarah yang mendalam dan integrale atau global yakni sejarah yang mencakup keseluruhan kehidupan mannusia, yang biasa disebut sejarah total. Ciri-ciri karyanya yakni mentalitas, jaringan kepercayaan yang kompleks dan semangat zaman. Ia memperjuangkan agar sumber sejarah tidak dibatasi pada dokumen arsip saja. Ia mengatakan tidak cukup jika sejarah ditulis hanya atas dasar sumber tertulis.  Ia juga menghendaki agar sejarah membuka diri terhadap ilmu-ilmu lain, mengunakan sebagai ilmu bantuan dalam peneluitian dan penulisan sejarah.
b.     Marc Bloch
Bloch memusatkan perhatian kepada suatu daerah pedesaan lama walaupun sejarah daerah itu sudah tertulis dengan runut. Dapat dilihat dari 3 karyanya yang menonjol yakni sebuah monografi sejarah pedasaan, raja dan petani kecil, dan raja-raja penyembuh, kajian tentang sifat supranatural yang diangap melekat pada kekuasaan raja khususnya di Prancis dan Inggris (1924). Bloch menerapkan metode untuk mencari apa dari ranah imajiner itu yang dapat mengggerakan kelompo-kelompok sosial. Ciri khas dalam karya bloch diantaranya kajian atas fenomena dalam jangka waktu sangat panjang. Diteliti secara komparatif berbagai daerah dalam sebuah kawasan budaya, dipahami teks-teks naratif secara baru dan dimanfaatkannya sumber tidak tertulis untuk mengungkap  jejak suatu ritual dan citra mental. Bloch merusaha mengidentifikasi mentalitas religius melalui banyak kepercayaan dan praktek.  Kajian sejarah dengan bantuan etnologi adalah salah satu aspek pembaharuan metode yang dianjurkan Bloch.
c.      Fernand Braudel
Braudel melanjutkan karya Febvre sebagai “pembangunan  imperium”, serta mengembangkan konsep histoire totale, sejarah total yang sering disebutnya juga histoire globale. Salah satu karyanya yaitu Mediterrane. Mediterrane adalah sejarah total suatu kawasan yang meliputi seluruh mediterania.
  
Daftar Pustaka

Wahjudi Djaja,2012. Sejarah Eropa: Dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern, Yogyakarta: Penerbit Ombak
Henri Cambert-Loir dan Hasan Muarif Ambary.1999. Panggung Sejarah:       Persembahan Kepada Prof. Dr. Dennys Lombard. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Kuntowijoyo.2008. Penjelasan Sejarah (Historical Explanation), Yogyakarta: Tiara Wacana
Dr. Sartono Kartodirdjo.1993. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodelogi Sejarah, Jakarta: PT Gramedia
Pter Burke.1992. History& Social Theory . Cambridge: Polity Press

Sumber Internet:
Tyo Prakoso, Revolusi PerancisDalam angle ‘Total History’,  diakses dari http://gerakanaksara.blogspot.com/2013/03/revolusi-perancis-dalam-angle-total.html pada tanggal 10 Desember 2014 pukul 15.42 WIB.


[1] Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa: Dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2012), hlm. 110.
[2] Tyo Prakoso, Revolusi PerancisDalam angle ‘Total History’,  diakses dari http://gerakanaksara.blogspot.com/2013/03/revolusi-perancis-dalam-angle-total.html pada tanggal 10 Desember 2014 pukul 15.42 WIB.
[3] Wahjudi Djaja, Op.Cit., hlm. 127-131.
[4] Henri Cambert-Loir dan Hasan Muarif Ambary, Panggung Sejarah: Persembahan Kepada Prof. Dr. Dennys Lombard. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1999), hlm. 56
[5] Kuntowijoyo, Metodelogi Sejarah; Edisi Kedua, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003), hlm. 173.
[6] Ibid., hlm. 174.
[7] Ibid., hlm. 220-221
[8] Dr. Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodelogi Sejarah, (Jakarta: PT Gramedia, 1993),  hlm. 190-191.
[9] Peter Burke, History& Social Theory (Cambridge: Polity Press, 1992), hlm. 15-16.
[10] Kuntowijoyo, Penjelasan Sejarah (Historical Explanation), (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2008 ), hlm. 60.
[11] Ibid., hlm. 61.
[12] Ibid., hlm. 61-62.

0 comments:

Post a Comment

Template by:

Free Blog Templates