Welcome

welcome

 

Thursday 23 April 2015

Contoh Essay Tentang Voltaire



Voltaire adalah nama samaran untuk Francois Marie Arouet yang lahir pada tahun 1694. dia lahir dari dari golongan borjuis. Keinginan ayahnya supaya dia menjadi ahli hukum ternyata hanya angan-angan belaka, karena ia  tidak tertarik dengan ahli hukum, namun ia justru tertarik pada bidang sastra. Karier panjang Voltaire dimulai dengan pendidikannya di Louis-le-Grand.
Perjalanan ke Inggris dianggap sebagai awal pembentukannya sebagai seorang filosuf. Selama di Inggris Voltaire mengembangkan pengetahuannya dengan banyak membaca karya filosuf Inggris, yang sangat mempengaruhi pemikirannya. Voltaire adalah seorang tokoh rasionalis, yang menulis sebuah essay sejarah yang telah menolak visi tradisional yang bersumberkan kitab suci, dan memperjuangkan rasio sebagai intepretasi sejarah secara teologis. Pandangan Voltaire merupakan usahanya untuk membentuk penganut faham proggres yang ditentukan oleh manusia. Dengan demikian, Voltaire termasuk sejarawan yang berpandangan maju dan sekuler, yang hanya mengakui akal manusia yang dapat menuju kamajuan proses sejarah manusia untuk mencapai masa depan yang gemilang.[1]
Hendriade” (1728) merupakan karyanya yang panjang. Dalam Henriade dapat dilihat kebencian Voltaire terhadap penyiksaan-penyiksaan yang dilakukan oleh para rohaniawan abad ke-16 serta toleransinya yang besar dalam karyanya yang berjudul Epitre a Uranie (1722). Sikap Deisme-anti Kristennya mendahului pujiannya terhadap budaya kosmopolitan, seperti tercermin dalam surat-suratnya dari Negeri Belanda pada tahun 1722. Filsafat menjadi inti puisi-puisi filosofisnya. [2]

Karya –karya Voltaire yang ditulis setelah perjalanannya ke Inggris, merapakan bom pertama yang akan menjatuhkan Rejim lama (Ancient Regime). Voltaire menyadari kekuatan dan arti karyanya yang berjudul The Philosophical Letters, sehingga ia berusaha menjaganya dari perdaran umum. Voltaire memuji toleransi beragama serta kebebasan yang dimiliki orang-orang Inggris sebaliknya ia mengecam hirarki gereja yang kaku dan penindasan-penindasan terhadap kebebasan yang paling mendasar di negerinya sendiri. Ia juga memuji perdagangan bebas dan sistem egalitarian dalam perpajakan di Inggris, sebaliknya ia mengecam privilese (hak-hak istimewa) di Perancis. Ia lebih menyukai para filsuf Inggris yang empiris, ia juga mengabaikan prasangka kebangsaan. Di tempat tinggalnya di Cirey, ia menghasilkan karya-karyanya di bidang filsafat, eksperimen-eksperimen di bidang fisika dan usaha mempopulerkan metafisika Newton, serta menjadi pionir dalam melakukan kritik terhadap kitab Injil. Yang terpenting bagi sejarawan, Voltaire-lah yang memulai penulisan sejarah modern dalam historiografi Perancis. Karyanya yang terkenal di bidang sejarah adalah The Age Of Louis XIV yang ditulis pada awal tahun 1732.[3]
Dengan membaca karya ini orang akan mengetahui atau memahami kebudayaan Perancis abad ke 17, maka tidak salah karya ini merupakan karya yang paling berharga. Tujuan penulisan karya ini adalah untuk melukiskan semangat zaman (ZeitGeist), dan ia berhasil. Karyanya yang lain yang berjudul “ The Essay on te Custom and the spirit of Nations”, karya ini sengaja di tulis khusus untuk istrinya Madame du Chatelet. Di publikasikan untuk pertama kalinya pada tahun 1756. Ia mengalihkan kembali pandangan Kristen tentang masa lalu, menjadi pandangan yang sama sekali sekuler dari seuatu sejarah umum. Voltaire menulis sejarah tidak lagi menjadikan kisah orang-orang pilihan dari suatu sudut di muka bumi ini. Dan Injil tidak lagi menjadi otoritas historis tertinggi, dan geografi jauh melewati apa yang diketahui oleh kaum Kristen atau kaum Yahudi. Pengetahuan sejarah telah mengalami kemajuan sejak masa Voltaire Dia menunjukan bahwa sejarah profane adalah sejarah manusia dan itu adalah subjek yang pantas dalam studi sejarah.[4]
Setelah Madame du Chatelet meninggal pada tahun 1749, Voltaire menjadi warga istana Frederik Yang Agung daru Prusia. Pada pertengahan tahun 1750-an, ia pindah ke Jenewa. Pemikirannya waktu itu adalah bahwa Republik Calvinistis, seperti juga monarki di negerinya atau rezim militer di Prussia, memerlukan reformasi. Dari rumahnya yang indah di Les Delices, Voltaire mengadakan kampanye politik melawan penyalahgunaan hukum, politik, agama dari rezim lama, yang terjadi dimana-mana. Pada tahun 1760-an, tempat tinggalnya yang terakhir di Ferney, Perancis, menjadi ibukota Pencerahan Barat.[5]
Berbagai karya Voltaire yang terbit selama 30 tahun terakhir hidupnya, berdasarkan tujuan penulisan itu dapat digabungkan menjadi karya yang mewakili humanitas. Ada dua karya dari periode ini yang masih cemerlang sekarang adalah Candide (1759) yang merupakan kaya sastra social yang terbesar; dan Philosophical Dictionary( 1764) yang berisikan kritik tajam terhadap teologi Kristen. Ia meninggal pada tahanu 1778. Ia terkenal dengan usahanya untuk mewakili orang Perancis yang tertindas.




[1] Yatno Suradi Rasyid, SEJARAH PENULISAN ,diakses dari  http://yatnosuradirasyid22.blogspot.com/2013/04/historiografi.html, pada tanggal 02 Desember 2014 pukul 18.35 WIB.
[2] Dr. Nina H. Lubis, Historiografi Barat, (Bandung: CV Satya Historika, 2003), hlm. 71-72.

[3] Dr. Nina H. Lubis, Historiografi Barat, (Bandung: CV Satya Historika, 2003), hlm. 72-73
[4] Ibid., hlm 73-75
[5] Dr. Nina H. Lubis, Historiografi Barat, (Bandung: CV Satya Historika, 2003), hlm. 75.

0 comments:

Post a Comment

Template by:

Free Blog Templates