Welcome

welcome

 

Thursday 23 April 2015

Contoh Essay Tentang Leopold Von Ranke



Leopold von Ranke lahirkan pada 21 Desember 1795, di daerah Wieche, Saxon yaitu wilayah yang terletak di Jerman Timur, dia adalah anak seorang pengacara dan keturunan keluarga teologis. Leopold von Ranke meninggal di Berlin pada tanggal 23 Mei 1886 dalam usia 91 tahun. Ranke merupakan sejarawan Jerman yang paling berpengaruh pada abad ke 19. Leluhurnya adalah pendeta-pendeta Lutheran dan ahli hukum. Ketika masih menyelesaikan studi di bidang teologi dan filologi klasik di University of Leipzig, ia lalu menulis karya pertamanya dalam bahasa Jerman yang kemudian diterjemahkan dengan judul Histories of the Latin dan Germany Nations 1494-1514. Dalam karya ini Ranke menerapkan metode filologi kritis (The Encyclopedia Americana).[1]
Ranke dikenal sebagai Bapak Ilmu Sejarah Modern atau sejarah kritis. Pemikirannya yang paling terkenal yakni ia menyatakan bahwa sejarah yang ditulis itu haruslah sebagaimana peristiwa itu terjadi (“wie es eigentlich gesewen ist”). Kepoloporannya tidak terlepas dari Jean Mabillon yang telah menyumbangkan Ilmu Diplomatika. Mabillon telah membuat formulasi kritik eksternal (yaitu untuk menentukan otentitas sebuah sumber), sedangkan Ranke memperluasnya menjadi kritik eksternal dan kritik internal yang berguna untuk menguji kredibiltas sebuah sumber. Inilah sumbangan terbesar dari Leopold Von Ranke.[2]

Disamping menekankan kepentingan dokumen sebagai sumber sejarah, Ranke juga menekankan perlunya sejarawan bersikap kritis terhadap jenis-jenis dokumen yang digunakan dalam penyelidikan. Konsep sejarahnya yang seperti itu, telah menyebabkan berlakunya pembentukan konsep sejarah yang saintifik. Sejarah yang saintifik sama artinya dengan sejarah itu seratus persen objektif, bahwa kebenaran boleh dibuktikan secara saintifik dan objektif. Konstribusi lainnya dari Ranke ialah memperkenalkan Seminar dan Quelllinkritik ( kajian yang kritis terhadap sumber-sumber sejarah), sebagai kaidah dalam penelitian sejarah. Seminar dan Quellinkritik, ini merupakan bagian dari pada proses penelitian yang diharapkan dapat menghasilkan karya sejarah yang mengandung peristiwa-peristiwa Wei Es Eigentlich Gewesen (seperti sebenarnya berlaku ).
Ranke tidak sependapat dengan pandangan romantisisme yang lebih menekankan unsur estetika (seni) dalam penulisan sejarah karena sejarawan haruslah berpedoman kepada pengaturan yang ketat, imajinasi sejarawan tidak sama dengan seniman. Sejarawan harus tunuk kepada bukti-bukti nyata dan kritis. Ranke dikenal sebagai Bapak Historisisme. Historisisme didalamnya melibatkan mulai dari filsafat hidup, kombinasi konsep-konsep sains yang berkaitan dengan manusia dan kebudayaannya, hingga konsep tatanan politik dan sosial. Ranke berusaha menggabungkan rekonstruksi kebenaran masa lampau dengan elegansi sastra. Ranke menjadi model untuk pengetahuan sejarah yang professional pada abad ke-19.[3]
Pada tahun 1824 bukunya Geschichte der romanischen und germanischen Volker (Sejarah Bangsa-Bangsa Latin dan Tantonik) diterbitkan. Dalam buku ini ia memberikan tiga sumbangan baru, yakni persatuan dunia Romano-Germania, kritik yang mendalam tentang sumber-sumber sejarah, pernyataan terkenal sejarah wie es eigentlich gewesen ist. Dalam karyanya Zur Kritik neuerer Geschichtschreiber (Kritik Terhadap Sejarawan Modern) memulai historiografi modern yang kritis. Dua karya yang sangat penting adalah 1) Die Romische Papste, ihre Kirche und ihre Staats im 16 und 17 Jahrhundert (1834-1836), 2) Deutsche Geschichte im Zeitalter der Reformation (1839-1847). Sumber-sumber didapatkan di Arsip Venesia dan Roma.[4]
Menurut H.E. Barnes merumuskan empat kelemahan atau kekuarangan Ranke berupa kegagalan menggunakan keseluruhan sumber-sumber yang boleh didapati bagi sesuatu kajiannya, terlalu menekankan soal-soal politik dan tokoh-tokoh, ketaatan keagamaan yang menyebabkan ia memihak kepada teori sejarahnya yang berbentuk ketuhanan, dan terlalu gairah untuk menuliskan sejarah mengenai Luther, keluarga Hohenzollern dari Prussia.



[1] Nina H. Lubis, Historiografi Barat, (Bandung: CV Satya Historika, 2003), hlm. 83.
[2] Ibid, hlm. 84.
[3]Dr. Nina H. Lubis, Historiografi Barat, (Bandung: CV Satya Historika, 2003), hlm. 84-85
[4]Marwati Djoened Poesponegoro, Tokoh dan Peristiwa dalam Sejarah, (Jakarta: Erlangga, 1982), hlm. 215-216.

0 comments:

Post a Comment

Template by:

Free Blog Templates